Beberapa variabel rancang bangun (Lanjutan)
Debit dan Kapasitas Pengaliran (Q)
Debit. Suatu sumber air yang akan dieksplorasi, misalnya mata air, perlu diketahui produksi atau debitnya. Pengukuran debit dapat dilakukan dengan berbagai cara yang mudah dan akurat, misalnya dengan menggunakan sekat ukur-V dari Thompson, baik yang bersudut 60o atau 90o. Data debit ini perlu diketahui untuk menghitung apakah produksinya dapat mencukupi kebutuhan sejumlah konsumen.
Soal:
Sebuah mata air debitnya 5 LPD. Jumlah penduduk saat ini adalah 3.000 orang dan diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduknya per tahun, r, adalah= 2,34 %.
Jika kebutuhan air per kapita untuk 20 tahun yang akan datang adalah 50 LOH (liter per orang per hari), apakah mata air itu masih mencukupi kebutuhan
Jawab:
Setelah dihitung, ternyata jumlah penduduk 20 tahun yang akan datang adalah 4765 orang. Kebutuhan air nya = 50 liter/orang/hari x 4765 orang = 238.250 liter/hari.
Debit mata air = 5 liter/detik = 5 liter/detik x 24 jam/hari x 60 menit/jam x 60 detik/menit = 432.000 liter/hari
Jadi, walaupun untuk 20 tahun yang akan datang, debit air masih lebih besar dari kebutuhan.
Kapasitas Pengaliran. Kapasitas Pengaliran dari perpipaan adalah besarnya pengaliran yang direncanakan melewati suatu cabang perpipaan. Misalnya, dibutuhkan pengaliran sebesar 3 LPD untuk dapat melayani jumlah penduduk tertentu. Maka Q = 3 LPD tersebut dapat dialirkan melalui pipa berdiamater berapa saja, bisa 2 inchi, atau 4 inchi. Persoalannya hanyalah konsekuensi besarnya kehilangan tekanan yang terjadi.
Seperti dijelaskan sebelumnya, dalam perencanaan, anda telah menghitung (proyeksi) jumlah penduduk yang berkelompok di sepanjang lintasan cabang perpipaan. Masing-masing kelompok penduduk itu memerlukan jumlah air (total) yang berbeda-beda. Untuk memudahkan perhitungan yang berkali-kali, anda perlu mengetahui: berapa jumlah orang yang dapat dilayani untuk setiap 1 LPD debit mata air. Untuk jelasnya, ikuti contoh soal berikut ini.
Soal:
Jika kebutuhan air per kapita per hari = 50 LOH, berapa jumlah orang yang dapat dilayani untuk setiap 1 LPD pengaliran?
1 LPD = 1 lliter/detik x (24 x 60 x 60) detik/hari= 86400 liter/hari
Kebutuhan air = 50 LOH = 50 liter/orang/hari.
Banyaknya penduduk penduduk yang dapat dilayani untuk setiap pengaliran 1 LPD =
86400 liter/hari
50 liter/orang/hari
= 1.728 orang.
Perhitungan ini sebenarnya hanya perhitungan antara. Gunanya adalah untuk mempermudah perhitungan yang sama yang harus dilakukan berkali-kali. Misalnya: seumpama kita menghitung tiap kg beras itu dapat melayani 5 orang. Lalu, kalau ada pertanyaan berapa kg yang diperlukan untuk melayani 100 orang, maka kita hanya menghitung (100/5) x 1 kg = 20 kg. Kalau jumlah orangnya 200? Jawabnya: (200/5) x 1 kg = 40 kg. Angka lima digunakan berkali-kali.
Dalam contoh di atas, angka yang kita cari adalah 1.728 orang
Selanjutnya, angka tersebut dapat anda gunakan untuk menghitung pengaliran untuk tiap-tiap cabang:
Cabang Jumlah penduduk Pengaliran yang harus ada
1 - 2 2.450 2.450 : 1.728 = 1,42 LPD
2 - 3 1500 1.500 : 1.728 = 0,87 LPD
2 - 4 1.834 1.834: 1.728 = 1,06 LPD
Kapasitas Pengaliran Kumulatif, Q kumulatif.
Pipa distribusi. Jika suatu cabang perpipaan pecah menjadi dua cabang di bawahnya, maka kapasitas pengaliran pipa yang pertama adalah gabungan dari ketiganya. Perhatikan gambar dan tabel berikut:
Cabang Jumlah penduduk Pengaliran yang harus ada Q Kumulatif
1 - 2 2.450 1,42 LPD 3.35 LPD
2 - 3 1500 0,87 LPD 0.87 LPD
2 - 4 z1.834 1,06 LPD 1.06 LPD
Perhatikan bahwa besarnya Q kumulatif untuk cabang 1-2 adalah penjumlahan dari:
• Q untuk cabang 1 - 2 sendiri,
• Q untuk cabang 2 - 3, dan
• Q untuk cabang 2 - 4
Dengan demikian ukuran pipa dari titik 1 ke titik 2 harus mampu menampung kebutuhan pengaliran dari cabang-cabang yang ada di bawahnya. Kebutuhan pengaliran tersebut diperhitungkan berdasarkan kebutuhan jam puncak, Q J P.
Pipa induk. Q kumulatif untuk pipa induk tidak diperhitungkan seperti cara di atas, melainkan diperhitungkan tersendiri berdasarkan kebutuhan hari maksimum, QHM.
Tekanan Minimum dan Tekanan Maksimum
Tekanan minimum. Pada titik konsumsi, para konsumen selayaknya masih memiliki tekanan yang cukup agar mereka dapat:
• memindahkan (mengalirkan) air ke bagian-bagian rumah
• menggunakan tekanan untuk keperluan higiene (kebersihan) perseorangan dan pembersihan rumah
• menyimpan air dalam tandon di atas tanah (above ground storage)
Tentang batas tekanan minimum ini para perancang juga berbeda-beda patokannya. Sebagai contoh, proyek INPRES Kesehatan di waktu-waktu yang lalu menetapkan tekanan minimum ini sebesar 10 m.
Tekanan maksimum. Tekanan maksimum ini berhubungan dengan kekuatan sarana perpipaan, sehingga besarannya juga ditentukan oleh bahan yang digunakan. Misalnya, kekuatan pipa besi (GI; galvanized iron) tentu berbeda dengan pipa plastik (PVC, Polyvinyl Chloride) atau pipa asbes semen. Sebagai contoh proyek, INPRES Kesehatan yang dimulai sekitar tahun 1974 dan berlangsung hingga beberapa tahun menetapkan tekanan maksimum ini sebesar 60 m. Anda akan menjumpai angka-angka lain, yang juga digunakan oleh para pakar.
Kecepatan pengaliran
Batas kecepatan maksimum. Seperti anda ketahui, Darcy telah menetapkan bahwa kapasitas pengaliran berhubungan dengan kecepatan pengaliran dan ukuran pipa, Q = V . A. Jadi untuk kebutuhan pengaliran yang sama (Q), jika diameternya diubah akan mempengaruhi kecepatan pengalirannya. Pipa yang lebih kecil menyebabkan kecepatan pengaliran yang lebih besar.
Kecepatan pengaliran menjadi masalah jika laju aliran dihentikan secara tiba-tiba, misalnya dengan menutup stop kran. Dalam hal yang demikian, enerji kinetik (velocity head) menjadi nol dan enerjinya berubah menjadi enerji tekanan (pressure head). Lonjakan enerji tekanan di derita oleh pipa dan sambungan-sambungannya. Jika pemasangannya kurang baik, pipa atau sambungan-sambungannya dapat rusak, pecah atau terlepas. Peristiwa tersebut disebut palu air atau water hammer.
Sistim perpipaan pedesaan (Lanjutan)
Perhitungan
Untuk mengerjakan proses perhitungan jaringan perpipaan diperlukan sarana sebagai berikut:
1. Gambar Jaringan dan lintasan
2. Tabel Kerja: Perhitungan KPH
3. Tabel Kerja: Perhitungan Kapasitas Pengaliran
4. Tabel Kerja: Perhitungan Tekanan di sepanjang jaringan
5. Tabel Data: Kehilangan Tekanan; atau Nomogram (terlampir)
Jaringan dan Lintasan
Siapkan gambar rencana jaringan dan lintasan berskala, dilengkapi dengan data serinci mungkin, setidaknya memuat data: jumlah penduduk, elevasi, simpul-simpul penting dalam jaringan.
Contoh Perhitungan Perpipaan
Latar Belakang
Saudara akan merancang suatu sistem perpipaan dengan lintasan sebagaimana tertera dalam gambar.
Dari survai lapangan diketahui bahwa:
Titik Elevasi Lintasan Jarak Lintasan Jumlah Penduduk (1983)
1 510 m 1 - 2 2500 m
2 480 m 2 - 3 440 m 415 orang
3 440 m 2 - 4 700 m 465 orang
4 450 m 4 - 5 350 m 335 orang
5 435 m 4 - 6 240 m 285 orang
Diharapkan sistem perpipaan tersebut tetap dapat melayani kebutuhan hingga 20 tahun yang akan datang (Periode disain, n, adalah: 20 tahun).
Penduduk diasumsikan tumbuh secara geometrik dengan tingkat pertumbuhan, r, sebesar = 2,5 %
(P1 = P0 (1-r%)n
Pada awalnya diperkirakan jenis dan macam konsumen yang akan dilayani adalah sebagai berikut:
• Konsumen Kran Umum (KU) = 50 % dengan tingkat konsumsi (KPH) = 30 LOH
• Konsumen Sambungan Rumah (SR) = 50 % dengan tingkat konsumsi (KPH) = 100 LOH
Dan selama periode disain diperkirakan mengalami pertumbuhan sebagai berikut:
• Konsumen Kran Umum (KU) susut menjadi = 30 %
• Konsumen Sambungan Rumah (SR) naik menjadi = 70 %
sedangkan tingkat konsumsi per orang perhari meningkat sebanyak 1 liter per tahun. Sedangkan kebocoran-kebocoran diperkirakan sampai mencapai 25%.
• Konsumsi Hari Maksimum adalah 2 kali KPH rata-rata
• Konsumsi Jam Puncak adalah 4 kali KPH rata-rata
Perlu diketahui bahwa untuk menjamin kelangsungan distribusi air, maka pada titik 2 disediakan tandon dimana paras air tertinggi = 4 meter (diukur dari dasar tandon). Tandon tersebut berada diatas tanah saja.
Disain harus dihitung sedemikian rupa sehingga kecepatan aliran maksimum tidak melebihi 1,2 m/detik
Problem
1. Tentukan KPH untuk disain
2. Tentukan tekanan akhir pada masing-masing titik dengan pilihan diameter yang tepat
3. Gambarkan profil tekanan pada lintasan 1-2-4-5 dan 1-2-4-6
4. Gambarkan profil tekanan pada tandon.
Perhitungan KPH
1 LPD (liter per detik) = 24 jam x 60 menit x 60 detik : per hari x 1 liter = 86400 L/H (liter per
Jatah menurut perhitungan KHP per orang = 150 LOH (liter per hari per orang)
Jumlah penduduk yang dapat terlayani
oleh tiap pengaliran 1 LPD dengan jatah 150 LOH = 86400 L/H : 150 LOH = 576 orang
Perhitungan (1+r%)n
(1+2,5/100)20 = 1,6
MATERI KULIAH KESEHATAN LINGKUNGAN
selamat datang di materi kuliah Kesehatan Lingkungan
Mengenai Saya
- BLOG MATA KULIAH KESEHATAN LINGKUNGAN
- selamat datang di blog materi kuliah kesehattan lingkungan,, blog ini berisi tentang materi-materi kuliah yang ada di jurusan kesehatan lingkungan dan bertujuan mempermudah mahasiswa kesehatan lingkungan dalam mencari materi-materi kuliah. semoga blog ini bermanfaat bagi yang membaca, khususnya bagi mahasiswa kesehatan lingkungan sendiri..
Sabtu, 08 Januari 2011
Sistim Perpipaan Pedesaan.
Sistem perpipaan terdiri atas beberapa macam:
1. Sistem perpipaan terbuka (tree; dead end)
2. Sistem perpipaan tertutup (loop)
3. Gabungan sistem perpipaan terbuka dan tertutup
Sistim perpipaan terbuka (tree; dead end) adalah sistim yang percabangannya terbuka menyerupai pohon (tree) dengan ujung-ujung bebas (dead end). Keuntungan sistim ini ialah proses perhitungannya lebih mudah. Kerugiannya, bila salah satu cabang mengalami kerusakan, maka cabang yang ada di bawahnya akan mengalami hambatan aliran
Sistem perpipaan tertutup (loop) adalah sistim yang percabangannya melingkar membentuk sel-sel (loop). Keuntungan sistim ini, jika terjadi kerusakan pada salah satu cabang, maka pasok air tetap dapat diperoleh dari cabang yang lain. Kerugiannya, proses perhitungannya lebih rumit. Sebab, perhitungannya harus mempertimbangkan keseimbangan tekanan antar sel
Gabungan sistem perpipaan terbuka dan tertutup adalah sistim dimana sebagian percabangan berupa cabang terbuka sedangkan sebagian lainnya berupa cabang melingkar
Sistem perpipaan pedesaan dibangun dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Sistim perpipaan dapat memanfaatkan gaya gravitasi atau jatuh bebas, tanpa memerlukan pemompaan.
2. Kualitas airnya cukup baik, tanpa memerlukan pengolahan.
3. Sistim percabangan terbuka, atau gabungan dengan sistim melingkar sederhana (yang dapat diperlakukan sebagai cabang lurus).
4. Tidak mengandung instalasi tambahan (accessories) yang memerlukan pengoperasian dan perawatan yang ekstensif.
Masyarakat pedesaan adalah masyarakat sederhana, yang setiap harinya telah disibukkan dengan kegiatan mencari nafkah. Sistim perpipaan pedesaan yang memerlukan pompa, memerlukan pengolahan, memerlukan upaya pengoperasian dan pemeliharaan yang tinggi (high operational and maintenance input) patut dipertanyakan kelayakannya. Sebab, walaupun masyarakat pedesaan bukan masyarakat yang bodoh, namun tuntutan kehidupan mereka menentukan prioritas kegiatan dan menyita perhatiannya pada bidang yang lain.
Tentunya, suatu sistim perpipaan tidak diharapkan untuk berfungsi hanya selama beberapa saat saja. Umur pelayanan efektif yang diharapkan lazim disebut dengan istilah periode disain, dengan notasi n. Lalu, berapa lama masa operasional efektif suatu sistim perpipaan yang diharapkan. Ada beberapa aspek yang patut dipertimbangkan:
1. Nilai investasi. Lebih besar biaya atau investasi yang disalurkan ke dalam pembangunan instalasi perpipaan, maka periode disain hendaknya cukup lama.
2. Kerumitan disain. Lebih rumit disain perpipaan yang diterapkan, hendaknya diimbangi dengan umur operasional (atau periode disain) yang memadai.
3. Generasi. Ada sementara perancang yang berpedoman bahwa setiap generasi hendaknya ikut membiayai suatu upaya pembangunan yang dilakukan. Umur suatu generasi kurang lebih adalah 25 tahun.
4. Masa pembangunan dari pemerintah. Beberapa perancang lain menyesuaikan periode disain dengan kurun waktu pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah, misalnya tahun Pelita (Pembangunan 5 tahun) atau Masa Pembangunan Jangka Panjang (25 tahun).
Jumlah konsumen yang dilayani
Jumlah penduduk. Jika suatu sistim perpipaan dirancang untuk beroperasi selama n tahun, maka ini berarti bahwa sistim perpipaan itu harus tetap dapat melayani jumlah konsumen pada n tahun yang akan datang. Untuk itu perancang perlu melakukan proyeksi penduduk.
Banyak teknik proyeksi kependudukan yang telah dikembangkan dan lazim digunakan oleh para perancang dan pengembang, baik teknik yang sederhana hingga yang sangat canggih. Faktor terpenting dalam proyeksi penduduk adalah laju pertumbuhan penduduk atau population growth rate.
Beberapa diantaranya adalah:
1. Penyetaraan jumlah penduduk. Jika tidak diketahui cara yang tepat untuk memproyeksikan jumlah penduduk di suatu tempat, atau jika data yang tersedia tidak memadai, maka laju pertumbuhan penduduk di suatu desa dianggap sama dengan desa yang lain, yang sekiranya memiliki karakteristik yang sama dari segi sosial ekonomi, budaya, geografis, dll.
2. Cara Arithmatic:
Pn = P0 + nb
Pn = Jumlah penduduk n tahun yang akan datang, orang.
P0 = Jumlah penduduk saat ini, orang.
n = periode disain, n tahun.
b = angka pertumbuhan, orang/tahun.
3. Cara Geometric
Pn = P0 (1 + r%)n
Pn = Jumlah penduduk n tahun yang akan datang, orang.
P0 = Jumlah penduduk saat ini, orang.
n = periode disain, n tahun.
r = angka pertumbuhan, rate of growth, r% per tahun, misalnya 2,34% atau 0,0234.
4. Cara-cara lain, termasuk gabungan dari beberapa cara.
Soal :
Jumlah penduduk desa Pucangjajar pada tahun 1996 adalah 3.000 orang. Diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduknya per tahun, r, adalah= 2,34 %. Berapa proyeksi penduduk desa tersebut untuk tahun 2016.
Jawab:
Pn = P0 (1 + r%)n
P20 = 3000 (1 + 2,34%)20
P20 = 3000 (1,0234)20
P20 = 3000 (1,5882) = 4764,6 atau 4765 orang
Catatan
Dalam merancang suatu sistim perpipaan, penduduk umumnya hidup berkelompok di beberapa tempat atau pedusunan sepanjang lintasan pipa yang direncanakan. Proyeksi dilakukan untuk masing-masing kelompok tersebut. Karena itu pelaksanaan perhitungan seperti soal di atas mungkin akan dilakukan berkali kali. Untuk memudahkan perhitungan, maka angka (1 + r%)n digunakan berkali-kali. Untuk itu anda dapat langsung saja menggunakan angka 1,5882 sebagai faktor perkalian untuk masing-masing kelompok penduduk itu. Tentunya jika harga r dan n tetap.
Tingkat konsumsi
Komposisi konsumen. Masyarakat mengkonsumsi air dengan berbagai cara. Cara yang mudah, menimbulkan kecenderungan konsumsi yang tinggi. Apabila masyarakat konsumen mengalami kesulitan untuk mendapatkan air, maka mereka cenderung mengurangi jumlah konsumsinya. Pada dasarnya, ada dua macam cara yang dapat ditempuh oleh konsumen sistim perpipaan:
1. Melalui sambungan rumah. Perpipaan disalurkan hingga mencapai rumah konsumen, sehingga mereka memperoleh air melalui kran di rumah masing-masing.
2. Melalui kran umum (atau public hydrant). Air disalurkan ke suatu desa atau dusun hanya sampai di beberapa tempat saja, yaitu di kran-kran bagi umum. Selanjutnya konsumen harus mengangkut sendiri air dari kran umum tersebut ke rumah masing-masing.
Cara konsumsi lainnya adalah melalui terminal air , melalui penjual air, dll.
Selanjutnya, berapa persen masing-masing konsumen yang menggunakan kran umum dan sambungan rumah, ikut menentukan tingkat konsumsi.
Perubahan pola konsumsi. Adakalanya, konsumen yang semula cukup puas dengan konsumsi melalui kran umum, setelah status sosial ekonominya meningkat, menuntut atau beralih menjadi konsumen melalui sambungan rumah. Berapa persen konsumen kran umum yang berpindah menjadi konsumen sambungan rumah ikut menentukan tingkat konsumsi.
Konsumsi Per Hari, KPH. Setiap orang memerlukan jumlah air yang berbeda-beda. Besarnya Konsumsi Per Hari (KPH) ini dipengaruhi antara lain oleh faktor tingkat sosial ekonomi termasuk tingkat pendapatan, pengaruh kultural religius, dan sebagainya. Sebagai contoh, tingkat konsumsi individual yang minimal atau normal ini besarnya :
Komponen Besarnya
minum 2,5 - 5 liter per orang per hari
memasak 7,5 - 10 liter per orang per hari
mencuci bahan dan alat makan 10 - 15 liter per orang per hari
menggelontor kakus 5 - 20 liter per orang per hari
mandi (dua kali) 60 - 90 liter per orang per hari
mencuci pakaian 10 - 20 liter per orang per hari
wdhlu (lima kali) 35 - 50 liter per orang per hari
mencuci lantai 25 - 75 liter
mencuci mobil 90 - 200 liter/mobil
Data paling andal mengenai tingkat konsumsi air sehari-hari adalah yang berasal dari penelitian langsung di lapangan pada saat dilakukan perencanaan. Data yang bersumber pada buku teks hendaknya digunakan dengan bijaksana.
Kenaikan Konsumsi
Karena peningkatan status sosial ekonomi, atau karena memang secara alami, kebutuhan air seseorang mengalami peningkatan. Ini wajar dilakukan oleh seorang perancang. Sebagai contoh, para perancang di bidang irigasi pertanianpun mempunyai standar kenaikan tingkat kebutuhan air, misalnya dalam satuan liter per detik per hektar. Untuk konsumsi air bersih, dapat digunakan salah satu pedoman yang menetapkan kenaikan sebesar 1 liter per orang per hari per tahun (1 LOH/tahun).
Jadi, jika periode disain-nya adalah 20 tahun, maka tingkat konsumsi per kapita naik sebesar 20 liter perhari.
Konsumsi Hari Maksimum, HM. Pengaruh kultural religius ini antara lain tercermin pada adanya pengingkatan konsumsi pada hari-hari tertentu, misalnya hari raya Idul Fitri, adanya perhelatan perkawinan, dan sebagainya. Perancang harus mempertimbangkan lonjakan ini dalam menentukan ukuran sistim, misalnya ukuran pipa. Tingkat konsumsi yang memperhitungkan faktor pengaman untuk menanggulangi lonjakan konsumsi ini disebut tingkat konsumsi Hari Maximum (Maximum Day concumption). Perancang harus menentukan besarnya tingkat konsumsi Hari Maximum yang sesuai untuk daerah sasaran. Ada sementara perancang yang menggunakan pedoman
tingkat konsumsi Hari Maximum, HM = 1,2 x rata-rata konsumsi per hari perseorangan
Dalam penggunaannya, tingkat konsumsi Hari Maximum, HM digunakan untuk menghitung pipa induk
Pipa induk (main line), disebut juga pipa transmisi (transmission line), atau pipa pengumpan (feeder line)
adalah cabang perpipaan dimana belum dilakukan pelayanan pada konsumen. Biasanya diameternya paling besar.
Konsumsi Jam Puncak, JP. Konsumsi pada waktu pagi dan sore hari berbeda dengan tingkat konsumsi pada siang dan malam hari. Sehingga secara praktis dapat disimpulkan bahwa kebutuhan selama 24 jam kenyataannya dikonsumsi hanya dalam waktu 12 jam, misalnya pukul 04:00-10:00 dan pukul 15:00-21:00. Berati, pipa harus dapat menampung lonjakan konsumsi, yang disebut konsumsi Jam Puncak, sebesar dua kali lipat:
Konsumsi Jam Puncak, JP = 2 x konsumsi Hari Maksimum
= 2 x 1,2 rata-rata konsumsi per hari perseorangan
= 2,4 rata-rata KPH perseorangan
Dalam penggunaannya, tingkat Konsumsi Jam Puncak, JP digunakan untuk menghitung pipa distribusi
Pipa distribusi (distribution line), disebut juga pipa pelayanan (service line) adalah cabang-cabang perpipaan dimana dilakukan pasokan air kepada konsumen.
Konsumsi industri rumah tangga. Dewasa ini dapat dijumpai industri-industri rumah tangga yang tumbuh dan berkembang di pelosok pedesaan, misalnya industri makanan dan minuman, ataupun proses-proses produksi lainnya. Ini semua memerlukan air bersih. Jika jumlahnya cukup bermakna, maka perancang sistim perpipaan juga harus memperhitungkan kebutuhan ini. Jumlah kebutuhan untuk industri, dll lazimnya dinyatakan dalam persentase (%) dari KPH rata-rata.
Kebocoran. Dalam suatu sistim perpipaan untuk masyarakat pedesaan selalu terjadi kebocoran-kebocoran. Kebocoran ini sebenarnya ada dua macam:
1. Kebocoran teknis, yaitu adanya ketidak sempurnaan atau kerusakan dalam instalasi perpipaan sehingga menyebabkan kebocoran air.
2. Kebocoran non teknis, yaitu kecerobohan dalam penggunaan air sehingga air terbuang percuma. Salah satu faktor yang membantu terjadinya kebocoran non teknis ini ialah jika sistim tarif perpipaan dikenakan secara rata-rata untuk seluruh konsumen, tanpa mempedulikan besarnya konsumsi tiap-tiap konsumen (sistim perpipaan tanpa meter-an). Jika konsumen dikenakan tarif berdasarkan meter-an, maka ada kecenderungan untuk penghematan.
Kebocoran memang terjadi, tetapi hal ini hendaknya diantisipasi oleh perancang, sehingga dapat diperhitungkan. Tujuannya ialah agar kebutuhan air masyarakat tetap dapat terpenuhi. Besarnya kebocoran lazimnya dinyatakan dalam persentase (%) dari KPH rata-rata.
Faktor pengaman lainnya. Dalam buku-buku hidrolika atau yang membahas teknologi penyediaan air, anda dapat menjumpai faktor pengaman lain, selain konsumsi hari maksimum atau konsumsi jam puncak. Angkanyapun berbeda-beda. Jika anda merancang sistim perpipaan pedesaan, gunakan angka-angka yang dirumuskan dan diberlakukan untuk negara-negara berkembang.
1. Sistem perpipaan terbuka (tree; dead end)
2. Sistem perpipaan tertutup (loop)
3. Gabungan sistem perpipaan terbuka dan tertutup
Sistim perpipaan terbuka (tree; dead end) adalah sistim yang percabangannya terbuka menyerupai pohon (tree) dengan ujung-ujung bebas (dead end). Keuntungan sistim ini ialah proses perhitungannya lebih mudah. Kerugiannya, bila salah satu cabang mengalami kerusakan, maka cabang yang ada di bawahnya akan mengalami hambatan aliran
Sistem perpipaan tertutup (loop) adalah sistim yang percabangannya melingkar membentuk sel-sel (loop). Keuntungan sistim ini, jika terjadi kerusakan pada salah satu cabang, maka pasok air tetap dapat diperoleh dari cabang yang lain. Kerugiannya, proses perhitungannya lebih rumit. Sebab, perhitungannya harus mempertimbangkan keseimbangan tekanan antar sel
Gabungan sistem perpipaan terbuka dan tertutup adalah sistim dimana sebagian percabangan berupa cabang terbuka sedangkan sebagian lainnya berupa cabang melingkar
Sistem perpipaan pedesaan dibangun dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Sistim perpipaan dapat memanfaatkan gaya gravitasi atau jatuh bebas, tanpa memerlukan pemompaan.
2. Kualitas airnya cukup baik, tanpa memerlukan pengolahan.
3. Sistim percabangan terbuka, atau gabungan dengan sistim melingkar sederhana (yang dapat diperlakukan sebagai cabang lurus).
4. Tidak mengandung instalasi tambahan (accessories) yang memerlukan pengoperasian dan perawatan yang ekstensif.
Masyarakat pedesaan adalah masyarakat sederhana, yang setiap harinya telah disibukkan dengan kegiatan mencari nafkah. Sistim perpipaan pedesaan yang memerlukan pompa, memerlukan pengolahan, memerlukan upaya pengoperasian dan pemeliharaan yang tinggi (high operational and maintenance input) patut dipertanyakan kelayakannya. Sebab, walaupun masyarakat pedesaan bukan masyarakat yang bodoh, namun tuntutan kehidupan mereka menentukan prioritas kegiatan dan menyita perhatiannya pada bidang yang lain.
Tentunya, suatu sistim perpipaan tidak diharapkan untuk berfungsi hanya selama beberapa saat saja. Umur pelayanan efektif yang diharapkan lazim disebut dengan istilah periode disain, dengan notasi n. Lalu, berapa lama masa operasional efektif suatu sistim perpipaan yang diharapkan. Ada beberapa aspek yang patut dipertimbangkan:
1. Nilai investasi. Lebih besar biaya atau investasi yang disalurkan ke dalam pembangunan instalasi perpipaan, maka periode disain hendaknya cukup lama.
2. Kerumitan disain. Lebih rumit disain perpipaan yang diterapkan, hendaknya diimbangi dengan umur operasional (atau periode disain) yang memadai.
3. Generasi. Ada sementara perancang yang berpedoman bahwa setiap generasi hendaknya ikut membiayai suatu upaya pembangunan yang dilakukan. Umur suatu generasi kurang lebih adalah 25 tahun.
4. Masa pembangunan dari pemerintah. Beberapa perancang lain menyesuaikan periode disain dengan kurun waktu pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah, misalnya tahun Pelita (Pembangunan 5 tahun) atau Masa Pembangunan Jangka Panjang (25 tahun).
Jumlah konsumen yang dilayani
Jumlah penduduk. Jika suatu sistim perpipaan dirancang untuk beroperasi selama n tahun, maka ini berarti bahwa sistim perpipaan itu harus tetap dapat melayani jumlah konsumen pada n tahun yang akan datang. Untuk itu perancang perlu melakukan proyeksi penduduk.
Banyak teknik proyeksi kependudukan yang telah dikembangkan dan lazim digunakan oleh para perancang dan pengembang, baik teknik yang sederhana hingga yang sangat canggih. Faktor terpenting dalam proyeksi penduduk adalah laju pertumbuhan penduduk atau population growth rate.
Beberapa diantaranya adalah:
1. Penyetaraan jumlah penduduk. Jika tidak diketahui cara yang tepat untuk memproyeksikan jumlah penduduk di suatu tempat, atau jika data yang tersedia tidak memadai, maka laju pertumbuhan penduduk di suatu desa dianggap sama dengan desa yang lain, yang sekiranya memiliki karakteristik yang sama dari segi sosial ekonomi, budaya, geografis, dll.
2. Cara Arithmatic:
Pn = P0 + nb
Pn = Jumlah penduduk n tahun yang akan datang, orang.
P0 = Jumlah penduduk saat ini, orang.
n = periode disain, n tahun.
b = angka pertumbuhan, orang/tahun.
3. Cara Geometric
Pn = P0 (1 + r%)n
Pn = Jumlah penduduk n tahun yang akan datang, orang.
P0 = Jumlah penduduk saat ini, orang.
n = periode disain, n tahun.
r = angka pertumbuhan, rate of growth, r% per tahun, misalnya 2,34% atau 0,0234.
4. Cara-cara lain, termasuk gabungan dari beberapa cara.
Soal :
Jumlah penduduk desa Pucangjajar pada tahun 1996 adalah 3.000 orang. Diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduknya per tahun, r, adalah= 2,34 %. Berapa proyeksi penduduk desa tersebut untuk tahun 2016.
Jawab:
Pn = P0 (1 + r%)n
P20 = 3000 (1 + 2,34%)20
P20 = 3000 (1,0234)20
P20 = 3000 (1,5882) = 4764,6 atau 4765 orang
Catatan
Dalam merancang suatu sistim perpipaan, penduduk umumnya hidup berkelompok di beberapa tempat atau pedusunan sepanjang lintasan pipa yang direncanakan. Proyeksi dilakukan untuk masing-masing kelompok tersebut. Karena itu pelaksanaan perhitungan seperti soal di atas mungkin akan dilakukan berkali kali. Untuk memudahkan perhitungan, maka angka (1 + r%)n digunakan berkali-kali. Untuk itu anda dapat langsung saja menggunakan angka 1,5882 sebagai faktor perkalian untuk masing-masing kelompok penduduk itu. Tentunya jika harga r dan n tetap.
Tingkat konsumsi
Komposisi konsumen. Masyarakat mengkonsumsi air dengan berbagai cara. Cara yang mudah, menimbulkan kecenderungan konsumsi yang tinggi. Apabila masyarakat konsumen mengalami kesulitan untuk mendapatkan air, maka mereka cenderung mengurangi jumlah konsumsinya. Pada dasarnya, ada dua macam cara yang dapat ditempuh oleh konsumen sistim perpipaan:
1. Melalui sambungan rumah. Perpipaan disalurkan hingga mencapai rumah konsumen, sehingga mereka memperoleh air melalui kran di rumah masing-masing.
2. Melalui kran umum (atau public hydrant). Air disalurkan ke suatu desa atau dusun hanya sampai di beberapa tempat saja, yaitu di kran-kran bagi umum. Selanjutnya konsumen harus mengangkut sendiri air dari kran umum tersebut ke rumah masing-masing.
Cara konsumsi lainnya adalah melalui terminal air , melalui penjual air, dll.
Selanjutnya, berapa persen masing-masing konsumen yang menggunakan kran umum dan sambungan rumah, ikut menentukan tingkat konsumsi.
Perubahan pola konsumsi. Adakalanya, konsumen yang semula cukup puas dengan konsumsi melalui kran umum, setelah status sosial ekonominya meningkat, menuntut atau beralih menjadi konsumen melalui sambungan rumah. Berapa persen konsumen kran umum yang berpindah menjadi konsumen sambungan rumah ikut menentukan tingkat konsumsi.
Konsumsi Per Hari, KPH. Setiap orang memerlukan jumlah air yang berbeda-beda. Besarnya Konsumsi Per Hari (KPH) ini dipengaruhi antara lain oleh faktor tingkat sosial ekonomi termasuk tingkat pendapatan, pengaruh kultural religius, dan sebagainya. Sebagai contoh, tingkat konsumsi individual yang minimal atau normal ini besarnya :
Komponen Besarnya
minum 2,5 - 5 liter per orang per hari
memasak 7,5 - 10 liter per orang per hari
mencuci bahan dan alat makan 10 - 15 liter per orang per hari
menggelontor kakus 5 - 20 liter per orang per hari
mandi (dua kali) 60 - 90 liter per orang per hari
mencuci pakaian 10 - 20 liter per orang per hari
wdhlu (lima kali) 35 - 50 liter per orang per hari
mencuci lantai 25 - 75 liter
mencuci mobil 90 - 200 liter/mobil
Data paling andal mengenai tingkat konsumsi air sehari-hari adalah yang berasal dari penelitian langsung di lapangan pada saat dilakukan perencanaan. Data yang bersumber pada buku teks hendaknya digunakan dengan bijaksana.
Kenaikan Konsumsi
Karena peningkatan status sosial ekonomi, atau karena memang secara alami, kebutuhan air seseorang mengalami peningkatan. Ini wajar dilakukan oleh seorang perancang. Sebagai contoh, para perancang di bidang irigasi pertanianpun mempunyai standar kenaikan tingkat kebutuhan air, misalnya dalam satuan liter per detik per hektar. Untuk konsumsi air bersih, dapat digunakan salah satu pedoman yang menetapkan kenaikan sebesar 1 liter per orang per hari per tahun (1 LOH/tahun).
Jadi, jika periode disain-nya adalah 20 tahun, maka tingkat konsumsi per kapita naik sebesar 20 liter perhari.
Konsumsi Hari Maksimum, HM. Pengaruh kultural religius ini antara lain tercermin pada adanya pengingkatan konsumsi pada hari-hari tertentu, misalnya hari raya Idul Fitri, adanya perhelatan perkawinan, dan sebagainya. Perancang harus mempertimbangkan lonjakan ini dalam menentukan ukuran sistim, misalnya ukuran pipa. Tingkat konsumsi yang memperhitungkan faktor pengaman untuk menanggulangi lonjakan konsumsi ini disebut tingkat konsumsi Hari Maximum (Maximum Day concumption). Perancang harus menentukan besarnya tingkat konsumsi Hari Maximum yang sesuai untuk daerah sasaran. Ada sementara perancang yang menggunakan pedoman
tingkat konsumsi Hari Maximum, HM = 1,2 x rata-rata konsumsi per hari perseorangan
Dalam penggunaannya, tingkat konsumsi Hari Maximum, HM digunakan untuk menghitung pipa induk
Pipa induk (main line), disebut juga pipa transmisi (transmission line), atau pipa pengumpan (feeder line)
adalah cabang perpipaan dimana belum dilakukan pelayanan pada konsumen. Biasanya diameternya paling besar.
Konsumsi Jam Puncak, JP. Konsumsi pada waktu pagi dan sore hari berbeda dengan tingkat konsumsi pada siang dan malam hari. Sehingga secara praktis dapat disimpulkan bahwa kebutuhan selama 24 jam kenyataannya dikonsumsi hanya dalam waktu 12 jam, misalnya pukul 04:00-10:00 dan pukul 15:00-21:00. Berati, pipa harus dapat menampung lonjakan konsumsi, yang disebut konsumsi Jam Puncak, sebesar dua kali lipat:
Konsumsi Jam Puncak, JP = 2 x konsumsi Hari Maksimum
= 2 x 1,2 rata-rata konsumsi per hari perseorangan
= 2,4 rata-rata KPH perseorangan
Dalam penggunaannya, tingkat Konsumsi Jam Puncak, JP digunakan untuk menghitung pipa distribusi
Pipa distribusi (distribution line), disebut juga pipa pelayanan (service line) adalah cabang-cabang perpipaan dimana dilakukan pasokan air kepada konsumen.
Konsumsi industri rumah tangga. Dewasa ini dapat dijumpai industri-industri rumah tangga yang tumbuh dan berkembang di pelosok pedesaan, misalnya industri makanan dan minuman, ataupun proses-proses produksi lainnya. Ini semua memerlukan air bersih. Jika jumlahnya cukup bermakna, maka perancang sistim perpipaan juga harus memperhitungkan kebutuhan ini. Jumlah kebutuhan untuk industri, dll lazimnya dinyatakan dalam persentase (%) dari KPH rata-rata.
Kebocoran. Dalam suatu sistim perpipaan untuk masyarakat pedesaan selalu terjadi kebocoran-kebocoran. Kebocoran ini sebenarnya ada dua macam:
1. Kebocoran teknis, yaitu adanya ketidak sempurnaan atau kerusakan dalam instalasi perpipaan sehingga menyebabkan kebocoran air.
2. Kebocoran non teknis, yaitu kecerobohan dalam penggunaan air sehingga air terbuang percuma. Salah satu faktor yang membantu terjadinya kebocoran non teknis ini ialah jika sistim tarif perpipaan dikenakan secara rata-rata untuk seluruh konsumen, tanpa mempedulikan besarnya konsumsi tiap-tiap konsumen (sistim perpipaan tanpa meter-an). Jika konsumen dikenakan tarif berdasarkan meter-an, maka ada kecenderungan untuk penghematan.
Kebocoran memang terjadi, tetapi hal ini hendaknya diantisipasi oleh perancang, sehingga dapat diperhitungkan. Tujuannya ialah agar kebutuhan air masyarakat tetap dapat terpenuhi. Besarnya kebocoran lazimnya dinyatakan dalam persentase (%) dari KPH rata-rata.
Faktor pengaman lainnya. Dalam buku-buku hidrolika atau yang membahas teknologi penyediaan air, anda dapat menjumpai faktor pengaman lain, selain konsumsi hari maksimum atau konsumsi jam puncak. Angkanyapun berbeda-beda. Jika anda merancang sistim perpipaan pedesaan, gunakan angka-angka yang dirumuskan dan diberlakukan untuk negara-negara berkembang.
PENYEDIAAN AIR BERSIH
BEBERAPA FAKTA
Rumus kimia: H2O
Berat jenis: 1 (kecuali anomali)
Titik beku: 0 oC (76 cm Hg)
Titik didih: 100 oC (76 cm Hg)
Kompresibilitas: inkompresibel
Bentuk: fleksibel
pH: 7
Ciri: jernih, tembus cahaya, tak berasa, tak berbau,tidak berwarna
Air – bagian makhluk hidup
87% bagian dari buah apel
70% dari berat badan manusia
bagian jaringan tubuh
meda perpindahan nutrien dan bahan sisa
media perpindahan panas
kebutuhan per hari: 2400 – 2700 mL.
Peran dan Fungsi Air
Air Minum
Transportasi
Budidaya
Peradaban (civilization)
Dimensi kebutuhan air
Dimensi Kuantitas
Dimensi Kualitas
Penularan Penyakit
Waterborne Diseases
Non Waterborne Diseases:
Foodborne diseases
Vectorborne diseases
Insectborne diseases
Flyborne diseases
Airborne diseases
Etc.
Water Borne Diseases
Specific water borne diseases:
Cholera, Disentery, typhoid, para typhoid, poliomyelitis, viral hepatitis, worms, etc.
Non-specific water borne diseases:
Toxic algae: lumut hijau, lumut biru
Fluor: dental carries; fluorosis
Nitrite: Infant methaemoglobinaemia (blue baby)
Iodine (yodium): gondok
Bradley Classification
Waterborne diseases
Water washed diseases
Water based diseases
Water related vectors
Fecal disposal diseases
Waterborne diseases
CholeraTyphoidLeptospirosisAmoebiasisInfectious Hepatitis
Water washed diseases
ScabiesSkin sepsisYawsLeprosyLice and typhusTrachoma ConjunctivitisBacillary dysenterySalmonellosisEnterovirus diarrheasParatyphoid feverAscariasisTrichuriasisWhipworm (Enterobius)Hookworm (Ankylostoma)
Water based diseases
Urinary schistosomiasisRectal schistosomiasisDracunculosis (guinea worm)
Water related vectors
Yellow feverDengue plus dengue hemorrhagic feverWest Nile and Rift valley feverArbovirus encephalitidesBancroftion filariasisMalariaOnchocerciasisSleeping sickness
Fecal disposal diseases
Hookworm (Necator)ClonorchiasisDiphyllobothriasisFasciolopsiasisParagonimiasis
Waterborne diseases
Air bertindak sebagai wahana pasif bagi pemindahan penyebab penyakit. Misalnya, air minum yang kurang baik mutunya dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit perut. Semua penyakit jenis ini juga bergantung pada adanya kondisi sanitasi yang buruk
Water washed diseases
Kurangnya air untuk mendukung hygiene perorangan dapat menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi penyebaran penyakit ini. Sebagai contoh ialah penyakit kulit, infeksi mata. Infeksi usus oleh penyakit ini tergantung juga pada kondisi pembuangan kotoran manusia yang kurang baik.
Water based diseases
Bagian penting dari siklus hidup penyebab penyakit berlangsung dalam tubuh makhluk akuatik. Manusia yang datang ke suatu badan air dapat tertular atau menularkan penyakit, misalnya schistosomiasis. Beberapa penyakit dipengaruhi oleh sistim pembuangan limbah.
Water related vectors
Infeksi disebarkan oleh serangga yang berkembang biak dalam air atau menggigit di sekitar badan air. Penyediaan air melalui sistim perpipaan akan menjauhkan manusia dari daerah gigitan, atau mengurangi tempat perindukan serangga perantara.
Fecal disposal diseases
Pembuangan kotoran manusia secara serampangan dapat menimbulkan penularan. Penyakit-penyakit ini kebanyakan berhubungan dengan kebersihan dan air. Solusinya ialah dengan mengamankan pembuangan kotoran dengan membangun kakus.
Point of entry
F = feces (tinja)
O = oral (mulut)
U = urine (air seni)
P = percutaneous (masuk melalui kulit)
C = cutaneous (menempel di kulit)
B = bite (gigitan)
N = nose (hidung)
S = sputum (dahak)
Dimensi kebutuhan air
Dimensi Kuantitas
Dimensi Kualitas
Dimensi Kelestarian (sustainability)
Tujuan sistim penyediaan air minum
Penyediaan air yang sehat (wholesome) dan aman (safe)
Penyediaan air dalam jumlah yang cukup
Penyediaan air yang siap digunakan
Sehat dan Aman ?
(Fair & Geyer)
Bebas kontaminasi kuman pathogen.
Bebas dari zat beracun
Bebas bahan organik atau mineral berlebihan
Standar Kualitas Air
Amerika Serikat: United States Public Health Service (USPHS) – Standards for Drinking Water (1962)
WHO – International Standards for Drinking Water
WHO – European Standards for Drinking Water
Departemen Kesehatan
Standar kualitas Air Departemen Kesehatan
Permenkes 01-BIRHUKMAS/1975: tentang Standar Kualitas Air Minum→Sudah dicabut/diganti
416/Permenkes/1990: tentang Standar Kualitas Air Minum→Dicabut/diganti sebagian, yaitu bagian kualitas air minum; bagian kualitas air bersih: masih berlaku.
907/Kepmenkes/2002: tentang Standar Kualitas Air Minum→Masih berlaku; Hanya mengatur kualitas air minum.
Latihan
- pH air yang netral ialah 14.0
- Penyakit bayi biru disebabkan oleh karena konsumsi air yang mengandung nitrit dengan kadar yang tinggi
- Penyakit kecacingan termasuk pada golongan non-specific waterborne diseases
- Penyakit malaria bisa juga digolongkan pada insectborne diseases
- Menurut klasifikasi Bank Dunia, contoh penyakit waterborne diseases ialah: hepatitis infeksiosa (infektious hepatitis)
- Water based diseases berkaitan dengan tersedianya air untuk kebersihan badan
- Penyakit kudis atau penyakit kulit tergolong water washed diseases
- Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Permenkes/1990: tentang Standar Kualitas Air minum sudah tidak berlaku seluruhnya
- Standar kualitas air minum juga mengatur standar kualitas air untuk keperluan industri dan kegiatan perikanan
- Yang berwenang menetapkan Standar kualitas air minum internasional ialah World Health Organization
Rumus kimia: H2O
Berat jenis: 1 (kecuali anomali)
Titik beku: 0 oC (76 cm Hg)
Titik didih: 100 oC (76 cm Hg)
Kompresibilitas: inkompresibel
Bentuk: fleksibel
pH: 7
Ciri: jernih, tembus cahaya, tak berasa, tak berbau,tidak berwarna
Air – bagian makhluk hidup
87% bagian dari buah apel
70% dari berat badan manusia
bagian jaringan tubuh
meda perpindahan nutrien dan bahan sisa
media perpindahan panas
kebutuhan per hari: 2400 – 2700 mL.
Peran dan Fungsi Air
Air Minum
Transportasi
Budidaya
Peradaban (civilization)
Dimensi kebutuhan air
Dimensi Kuantitas
Dimensi Kualitas
Penularan Penyakit
Waterborne Diseases
Non Waterborne Diseases:
Foodborne diseases
Vectorborne diseases
Insectborne diseases
Flyborne diseases
Airborne diseases
Etc.
Water Borne Diseases
Specific water borne diseases:
Cholera, Disentery, typhoid, para typhoid, poliomyelitis, viral hepatitis, worms, etc.
Non-specific water borne diseases:
Toxic algae: lumut hijau, lumut biru
Fluor: dental carries; fluorosis
Nitrite: Infant methaemoglobinaemia (blue baby)
Iodine (yodium): gondok
Bradley Classification
Waterborne diseases
Water washed diseases
Water based diseases
Water related vectors
Fecal disposal diseases
Waterborne diseases
CholeraTyphoidLeptospirosisAmoebiasisInfectious Hepatitis
Water washed diseases
ScabiesSkin sepsisYawsLeprosyLice and typhusTrachoma ConjunctivitisBacillary dysenterySalmonellosisEnterovirus diarrheasParatyphoid feverAscariasisTrichuriasisWhipworm (Enterobius)Hookworm (Ankylostoma)
Water based diseases
Urinary schistosomiasisRectal schistosomiasisDracunculosis (guinea worm)
Water related vectors
Yellow feverDengue plus dengue hemorrhagic feverWest Nile and Rift valley feverArbovirus encephalitidesBancroftion filariasisMalariaOnchocerciasisSleeping sickness
Fecal disposal diseases
Hookworm (Necator)ClonorchiasisDiphyllobothriasisFasciolopsiasisParagonimiasis
Waterborne diseases
Air bertindak sebagai wahana pasif bagi pemindahan penyebab penyakit. Misalnya, air minum yang kurang baik mutunya dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit perut. Semua penyakit jenis ini juga bergantung pada adanya kondisi sanitasi yang buruk
Water washed diseases
Kurangnya air untuk mendukung hygiene perorangan dapat menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi penyebaran penyakit ini. Sebagai contoh ialah penyakit kulit, infeksi mata. Infeksi usus oleh penyakit ini tergantung juga pada kondisi pembuangan kotoran manusia yang kurang baik.
Water based diseases
Bagian penting dari siklus hidup penyebab penyakit berlangsung dalam tubuh makhluk akuatik. Manusia yang datang ke suatu badan air dapat tertular atau menularkan penyakit, misalnya schistosomiasis. Beberapa penyakit dipengaruhi oleh sistim pembuangan limbah.
Water related vectors
Infeksi disebarkan oleh serangga yang berkembang biak dalam air atau menggigit di sekitar badan air. Penyediaan air melalui sistim perpipaan akan menjauhkan manusia dari daerah gigitan, atau mengurangi tempat perindukan serangga perantara.
Fecal disposal diseases
Pembuangan kotoran manusia secara serampangan dapat menimbulkan penularan. Penyakit-penyakit ini kebanyakan berhubungan dengan kebersihan dan air. Solusinya ialah dengan mengamankan pembuangan kotoran dengan membangun kakus.
Point of entry
F = feces (tinja)
O = oral (mulut)
U = urine (air seni)
P = percutaneous (masuk melalui kulit)
C = cutaneous (menempel di kulit)
B = bite (gigitan)
N = nose (hidung)
S = sputum (dahak)
Dimensi kebutuhan air
Dimensi Kuantitas
Dimensi Kualitas
Dimensi Kelestarian (sustainability)
Tujuan sistim penyediaan air minum
Penyediaan air yang sehat (wholesome) dan aman (safe)
Penyediaan air dalam jumlah yang cukup
Penyediaan air yang siap digunakan
Sehat dan Aman ?
(Fair & Geyer)
Bebas kontaminasi kuman pathogen.
Bebas dari zat beracun
Bebas bahan organik atau mineral berlebihan
Standar Kualitas Air
Amerika Serikat: United States Public Health Service (USPHS) – Standards for Drinking Water (1962)
WHO – International Standards for Drinking Water
WHO – European Standards for Drinking Water
Departemen Kesehatan
Standar kualitas Air Departemen Kesehatan
Permenkes 01-BIRHUKMAS/1975: tentang Standar Kualitas Air Minum→Sudah dicabut/diganti
416/Permenkes/1990: tentang Standar Kualitas Air Minum→Dicabut/diganti sebagian, yaitu bagian kualitas air minum; bagian kualitas air bersih: masih berlaku.
907/Kepmenkes/2002: tentang Standar Kualitas Air Minum→Masih berlaku; Hanya mengatur kualitas air minum.
Latihan
- pH air yang netral ialah 14.0
- Penyakit bayi biru disebabkan oleh karena konsumsi air yang mengandung nitrit dengan kadar yang tinggi
- Penyakit kecacingan termasuk pada golongan non-specific waterborne diseases
- Penyakit malaria bisa juga digolongkan pada insectborne diseases
- Menurut klasifikasi Bank Dunia, contoh penyakit waterborne diseases ialah: hepatitis infeksiosa (infektious hepatitis)
- Water based diseases berkaitan dengan tersedianya air untuk kebersihan badan
- Penyakit kudis atau penyakit kulit tergolong water washed diseases
- Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Permenkes/1990: tentang Standar Kualitas Air minum sudah tidak berlaku seluruhnya
- Standar kualitas air minum juga mengatur standar kualitas air untuk keperluan industri dan kegiatan perikanan
- Yang berwenang menetapkan Standar kualitas air minum internasional ialah World Health Organization
Langganan:
Postingan (Atom)