Mengenai Saya

selamat datang di blog materi kuliah kesehattan lingkungan,, blog ini berisi tentang materi-materi kuliah yang ada di jurusan kesehatan lingkungan dan bertujuan mempermudah mahasiswa kesehatan lingkungan dalam mencari materi-materi kuliah. semoga blog ini bermanfaat bagi yang membaca, khususnya bagi mahasiswa kesehatan lingkungan sendiri..

Sabtu, 01 Januari 2011

penyakit Filariasis

F I L A R I A S I S

Filariasis adalah penyakit menular ( Penyakit Kaki Gajah ) yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun ( kronis ) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga memnjadi beban keluarga, masyarakat dan negara. Di Indonesia penyakit Kaki Gajah tersebar luas hampir di Seluruh propinsi. Berdasarkan laporan dari hasil survei pada tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di 647 Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi sebagai lokasi yang endemis, dengan jumlah kasus kronis 6233 orang. Hasil survai laboratorium, melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata Mikrofilaria rate (Mf rate) 3,1 %, berarti sekitar 6 juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar 100 juta orang mempunyai resiko tinggi untuk ketularan karena nyamuk penularnya tersebar luas. Untuk memberantas penyakit ini sampai tuntas
WHO sudah menetapkan Kesepakatan Global ( The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health problem by The Year 2020 (. Program eliminasi dilaksanakan melalui pengobatan missal dengan DEC dan Albendazol setahun sekali selama 5 tahun dilokasi yang endemis dan perawatan kasus klinis baik yang akut maupun kronis untuk mencegah kecacatan dan mengurangi penderitanya. Indonesia akan melaksanakan eliminasi penyakit kaki gajah secara bertahap dimulai pada tahun 2002 di 5 kabupaten percontohan. Perluasan wilayah akan dilaksanakan setiap tahun. Penyebab penyakit kaki gajah adalah tiga spesies cacing filarial yaitu; Wucheria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Vektor penular : Di Indonesia hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres yang dapat berperan sebagai vector penular penyakit kaki gajah.
Cara Penularan :
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang tersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III ( L3 ). Nyamuk tersebut mendapat cacing filarial kecil ( mikrofilaria ) sewaktu menghisap darah penderita mengandung microfilaria atau binatang reservoir yang mengandung microfilaria. Siklus Penularan penyakit kaiki gajah ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam tubuh nyamuk ( vector ) dan tahap kedua perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) dan reservoair.
Gejala klinis Filariais Akut adalah berupa ; Demam berulang-ulang selama 3 ? 5 hari, Demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat ; pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiap (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit ; radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis) ; filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah ; pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema). Gejal klinis yang kronis ; berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).
Diagnosis
Filariasis dapat ditegakkan secara Klinis ; yaitu bila seseorang tersangka Filariasis ditemukan tanda-tanda dan gejala akut ataupun kronis ; dengan pemeriksaan darah jari yang dilakukan mulai pukul 20.00 malam waktu setempat, seseorang dinyatakan sebagai penderita Filariasis, apabila dalam sediaan darah tebal ditemukan mikrofilaria. Pencegahan ; adalah dengan berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk vector ( mengurangi kontak dengan vector) misalnya dengan menggunakan kelambu bula akan sewaktu tidur, menutup ventilasi rumah dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk semprot atau obat nyamuk baker, mengoles kulit dengan obat anti nyamuk, atau dengan cara memberantas nyamuk ; dengan membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk ; membersihkan semak-semak disekitar rumah.
Pengobatan :
secara massal dilakukan didaeah endemis dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dikombinasikan dengan Albenzol sekali setahun selama 5 ? 10 tahun, untuk mencegah reaksi samping seperti demam, diberikan Parasetamol ; dosis obat untuk sekali minum adalah, DEC 6 mg/kg/berat badan, Albenzol 400 mg albenzol (1 tablet ) ; pengobatan missal dihentikan apabila Mf rate sudah mencapai < 1 % ; secara individual / selektif; dilakukan pada kasus klinis, baik stadium dini maupun stadium lanjut, jenis dan obat tergantung dari keadaan kasus.
FILARIASIS merupakan istilah lain dari penyakit kaki gajah. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.
Nyamuk adalah termasuk jenis serangga yang sebagian atau seluruh daur hidupnya berhubungan dengan air. Tepatnya, stadium pradewasa dari nyamuk (telur, jentik, dan pupa) berada di air, sedangkan masa dewasanya berada di luar perairan. Hebatnya lagi dari nyamuk ini, ia ternyata memiliki kesukaan berbeda-beda terhadap air. Ada nyamuk yang suka di air kotor, air tawar atau air payau yang jernih, dan ada pula yang suka di air yang keruh sebagai tempat berkembangbiaknya. Begitu pula dengan keadaan perairannya berbeda-beda. Ada yang banyak ditumbuhi tumbuhan air dan ada juga yang sedikit atau tidak ada sama sekali tumbuhan air.
Pertanyaannya adalah, apa hubungannya antara keberadaan tumbuhan air dengan keberadaan vektor filariasis itu? Dan bagaimana caranya untuk memberantas penyakit kaki gajah yang bikin ampun bagi penderitanya itu?

* *
SAAT ini, telah diketahui ada tiga spesies cacing filaria yang menyebabkan terjadinya penyakit kaki gajah, yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia timori, dan Brugia malayi. Sementara itu, nyamuk yang dapat berperan sebagai vektor penular penyakit kaki gajah di Indonesia telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Aedes, Armigeres, dan Mansonia.
Keberadaan beberapa jenis tumbuhan air tertentu di suatu perairan erat kaitannya dengan keberadaan nyamuk sebagai tempat inangnya. Adalah nyamuk Mansonia sp. yang telur, larva dan pupanya tidak terlepas dari keberadaan tumbuhan air (tumbuhan inang) di perairan.
Menurut Hadi Suwasono (1996), telur Mansonia ditemukan melekat pada permukaan bawah daun tumbuhan inang dalam bentuk kelompok yang terdiri dari 10-16 butir. Telurnya berbentuk lonjong dengan salah satu ujungnya meruncing. Lalu, larva dan pupanya melekat pada akar atau batang tumbuhan air dengan menggunakan alat kaitnya. Alat kait tersebut, kalau pada larva terdapat pada ujung sifhon, sedangkan pada pupa ditemukan pada terompet. Sehingga, dengan alat kait itu, baik sifhon maupun terompet dapat berhubungan langsung dengan udara (oksigen) yang ada dijaringan udara tumbuhan air.

* *
KEBERADAAN tumbuhan air mutlak diperlukan bagi kehidupan nyamuk Mansonia, dan kita tahu bersama kalau spesies nyamuk ini merupakan salah satu vektor penularan dari penyakit kaki gajah. Adapun tumbuhan air yang dijadikan sebagai inang Mansonia sp., antara lain eceng gondok, kayambang, dan lainnya.
Akhirnya, untuk memberantas dan memutuskan penularan penyakit kaki gajah ini, selain melakukan pengobatan pada penderita juga perlu dilakukan pemberantasan vektor penyakitnya. Caranya, bisa dengan menggunakan insektisida atau secara tidak langsung dengan herbisida yang mematikan tumbuhan inangnya. Atau bisa juga secara mekanis melakukan pembersihan perairan dari tumbuhan air yang dijadikan inang oleh nyamuk Mansonia sp.***PR-9-3-2006

FILARIASIS
Penyakit kaki gajah atau yang sering disebut filariasis / elefantiasis hingga saat ini masih menjadi endemi di ratusan
kabupaten di Indonesia . Gejala ini memprihatinkan dan bagi masyarakat awam kesadaran akan terjangkit penyakit ini
dapat membantu penanggulangannya.
Waspadalah bila tiba-tiba kaki Anda membesar. Mungkin saja virus penyebab penyakit filariasis atau dikenal dengan
kaki gajah, mulai menghinggap. Sebenarnya penyakit ini sendiri berasal dari cacing yang menempel pada nyamuk.
Seperti pada konsep umum kesehatan masyarakat, sistem penularan penyakit ini juga melalui individu agen di
sekitarnya. Biasanya cacing akan menempel pada nyamuk, dan masuk ke aliran darah dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk. Akibat gigitan ini, virus cacing akan menetap di dalam darah, berkembang biak dan menggejala.
Gejala
Gejalanya sebenarnya dapat dilihat dengan mudah, Saat tubuh terlihat demam berulang-ulang setiap satu hingga dua
bulan, selama tiga hingga lima hari. Lalu kemudian terlihat gejala pembengkakan kelenjar pada paha dan ketiak. Kalau
diraba pembengkakan kelanjar ini akan terasa panas. Gejala ini kemudian diikuti dengan pembengkakan serupa pada
daerah-daerah seperti tungkai kaki, lengan, buah dada, bahkan juga pada kantung buah zakar, hingga mencapai ukuran
yang bisa bikin kita geleng kepala. Itulah mengapa penyakit ini dinamakan kaki gajah. Karena penyakit ini umumnya
menyerang kaki sang penderita, hingga berukuran teramat besar, bila dibandingkan ukuran normal.
Pihak jajaran Kesehatan Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan menyatakan penyakit kaki gajah (filariasis)
sudah menjadi ancaman yang menakutkan warga kabupaten setempat sebab dikatagorikan endemis.
Selama lima tahun terakhir, Dinas Kesehatan & Kessos Kab. Kotabaru melakukan pengobatan massal di empat
kecamatan, Kelumpang Utara, Kelumpang Selatan, Tanjung Seloka dan Pulau Laut Timur, sebagai daerah yang paling
banyak ditemukan penderita filaria. Sampai saat ini kasus filariasis di seluruh Kabupaten Kotabaru sebanyak 36 kasus,
di Kota Kotabaru ibukota kabupaten terdapat 4 kaus, Pudi 11 kasus, Pamukan II 1 kasus, Pantai 1 kasus, dan Tanjung
Seloka 7 kasus. Kemudian di Lontar 3 kasus, Tanjung Batu 1 kasus, Sei Durian 2 kasus, Berangas 2 kasus, Marabatuan
1 kasus, Tanjung Smalantakan 1 kasus, Bakau 1 kasus dan Gunung Batu Besar 1 kasus. Namun di Tahun 2008, pengobatan massal filariasis sudah mencakup semua Kecamatan yang ada di Kabupaten
Kotabaru.
Pengobatan
Secara medis, pengobatan Filariasis menggunakan Garam DEC (dengan jumlah tablet yang dikonsumsi berdasarkan
umur penderita) dan Albendasol. Cara pengobatan ini dilakukan setahun sekali selama kurun waktu 5 tahun berturutturut.
Belakangan ini diketahui bahwa, daun jati Belanda juga dapat digunakan sebagai obat elephantiasis atau penyakit kaki
gajah. Bagian tanaman yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit kaki gajah adalah bagian kulit kayu sebelah
dalam. Namun, ada sumber lain yang menyebutkan bahwa daunnya pun apalagi jika dicampur dengan ramuan lain
maka dapat pula dimanfaatkan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Untuk mengobati kaki gajah, daun
yang akan digunakan sebagai ramuan dipilih daun yang segar dan berwarna hijau tua. Daun diambil
secukupnya, dikeringkan dengan cara diangin – anginkan, tetapi harus dihindarkan dari cahaya matahari
langsung karena dapat mengubah warna daun menjadi cokelat kehitaman. Pengeringan yang tidak benar akan
mengurangi khasiat zat aktif yang dikandungnya. Kemudian seduh dengan air panas, disaring, dan air saringannya
diminum sehari 2 kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar